Perbedaan Rumput Odot Dan Kolonjono

 Tidak  jarang banyak para peternak yang salah terka rumput odot disamakan dengan rumput kolonjono, padahal kedua jenis rumput ini sangat lah berbeda jauh. Rumput kolonjono memiliki ros rosan yang lebih panjang, lebih tepatnya secara sekilas batang stek ros - rosan kolonjono mirip dengan tebu.

Selain itu rumput kolonjono memiliki postur tanam lebih tinggi, daunnya pun lebih panjang dan lebih banyak bulu halus yang mengelilingi daun. Kolonjono termasuk jenis rumput yang membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya.

Sedangkan rumput odot, memiliki banyak keunggulan seperti tanaman ini berpostur dan memiliki ros - rosan pendek, cepat pertumbuhan dan rimbun, dapat di panen dalam waktu singkat, tekstur daunnya lembut, hampir tanpa lugut (bulu halus yang menyelimuti daun). Maka tidak heran apabila hewan ternak sangat menyukai rumput odot sebagai pakan utama.



Rumput Odot / Napier Grass


Memiliki keunggulan bisa dikembangkan dengan dua macam cara yaitu dengan memakai batangnya dan juga bisa memakai rumpunnya.

Rumput odot atau rumput mott elephant ialah rumput tahan banting menghadapi segala kondisi. Pada demam isu panas, ketika sapi atau domba membutuhkan hijauan berkualitas, rumput ini menjadi incaran para peternak. Rumput gajah odot bisa bertahan hidup di kondisi sulit air sekalipun.

Berikut ini adalah ciri - ciri rumput odot: 

  • Pertumbuhan cepat.
  • Tumbuh berumpun dan bertunas atau rhizoma.
  • Perakaran berpengaruh dan dalam.
  • Daun dan batang halus tidak berbulu.
  • Batang lunak gampang dimakan ternak.

Rumput odot mempunyai kadar air lebih tinggi hingga diatas 80% dengan kandungan protein materi segar diatas 14%, sehingga sangat membantu untuk menghilangkan kehilangan cairan tubuh sekaligus memperlihatkan energi dan protein yang cukup untuk rekondisi.

Ditambah teksturnya yang empuk menciptakan ternak lahap memakan rumput tersebut. Semakin banyak makan, cairan badan makin stabil, rekondisi makin cepat.

Berikut ini adalah kandungan - kandungan nutrisi yang terdapat pada rumput odot:

  • Protein bergairah 14 %.
  • Protein bergairah daun 14.35%.
  • Protein bergairah batang 8.1 %.
  • Kadar lemak bergairah daun 2.72%.
  • Kadar lemak bergairah batang 0.91.
  • Digestibility daun 72.68%.
  • Digestibility batang 62.56%.

Rumput Kolonjono

Rumput kolonjono memiliki nama lain Brachiaria mutica, Panicum muticum, Para grass, dan Buffalo grass. Rumput kolonjono berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tropik, kini rumput ini tersebar sebagai masakan ternak didaerah tropik berair dan sub tropik.

Salah satu jenis rumput ini tumbuh paling baik pada tanah yang berair dan tahan terhadap genangan air, tetapi tumbuhnya terhambat pada demam isu kemarau.

Rumput kolonjono dipergunakan sebagai rumput pecahan untuk masakan ternak, hay atau disenggut ternak dan penggembalaan harus dilakukan secara rotasi.

Alasannya ialah tidak taham penggembalaan berat. Rumput kolonjono dapat di potong tiap 6 sampai 8 ahad.

Ciri morfologi yang tampak pada rumput kolonjonoyaitu sebagai berikut.

  • Tumbuhnya semi tegak sampai tegak.
  • Berumur panjang.
  • Membentuk hamparan lebat.
  • Tinggi hamparan dapat mencapai 30 sampai 45 cm.
  • Rhizoma pendek.
  • Tinggi batang sekitar 30-200 cm.
  • Bentuk daun linear.
  • Warna daun hijau gelap.

Kelebihan rumput ini selain dapat untuk penggembalaan dan tumbuh dengan cepat, efektif juga dalam mengatasi erosi tanah pada daerah yang miring.

Namun, tanaman yang dihasilkan dari pemanenan rumput ini tergolong rendah dibandingkan dengan jenis rumput gajah. Rumput ini dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam bersama legum atau herba.

Berikut ini adalah kandungan – kandungan yang terdapat pada rumput kolonjono.

  • Serat Kasar 12,80%.
  • Bahan Kasar 8,59%.
  • Lemak Kasar 43,41%.
  • Dan, Protein Kasar 1,31%.

 Baca juga: https://mesinpencacahrumput.com/perbedaan-rumput-odot-dan-kolonjono/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karakteristik Rumput Kolonjono

Cara Menanam Rumput Kolonjono

Cara Menanam Rumput Odot